Salam Pertanian......!!!!!
HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN
BAWANG MERAH DAN CABAI
A. HAMA
DAN PENYAKIT PENTING BAWANG MERAH
1.
Hama Utama Bawang Merah
a.
Ulat
Bawang = Grayak (Spodoptera exigua)
Morfologi dan Biologi
Ngengat
pada bagian depan berwarna cokelat tua dengan garis-garis kurang tegas, terdapat
bintik hitam. Sayap belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris
hitam. Telur diletakkan pada tanaman bawang dengan jumlah mencapai 500 – 600
butir atau setiap kelompok terdapat 20 butir.
Telur
berbentuk bulat sampai bulat panjang dan setelah 2 hari akan menetas menjadi
larva. Ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Ulat
tua mempunyai variasi warna mulai dari hijau, cokelat muda dan hitam
kecokelatan. Ulat aktif pada malam hari dan stadium larva berlangsung selama 8
– 10 hari.
Pupa
berwarna cokelat muda dan berada di dalam tanah pada kedalaman sekitar 1 cm.
Sering dijumpai pula di pangkal batang. Pupa memerlukan waktu 5 hari untuk
berkembang menjadi ngengat.
Tanda Serangan
Pada
awal pertumbuhan tanaman sampai dengan pembentukan anakan, sering terjadi
serangan hama
ulat daun/bawang. Bagian tanaman yang diserang adalah daun, baik daun yang
masih muda maupun yang sudah tua.
Pada
awalnya muncul telur ulat dipermukaan daun yang akan menetas setelah 4 – 7
hari. Setelah menetas, ulat muda akan melubangi daun dan menggerek permukaan
bagian dalam daun dengan menyisakan bagian epidermis luar, sehingga daun akan
tampak berwarna putih transparan, yang pada akhirnya terjulai. Penggerekan daun
biasanya terjadi dari ujung, kemudian menuju ke pangkal daun.
b.
Ulat
Tanah (Agrotis ipsilon)
Morfologi dan Biologi
Sayap depan
ngengat berwarna cokelat, sayap belakangnya berwarna biru keputih-putihan
dengan tepi berwarna cokelat keabu-abuan. Telurnya diletakkan dibagain tanaman
bawang atau gulma yang basah. Jumlahnya mencapai sekitar 500 – 2500 butir
dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 1.
Telur
berbentu seperti bola, berwarna putih ketika masih muda, kemudian menjadi
kuning dan akhirnya berwarna abu-abu tua pada waktu hampir menetas. Setelah 6
hari, telur menetas menjadi larva.
Ulat
instar pertama berwarna kuning sampai abu-abu kekuningan. Sedangkan kepala,
leher bagian depan dan perutnya berwarna hitam. Ulat yang sudah dewasa berwarna
cokelat tua sampai cokelat kehitaman. Pada siang hari, ulat bersembunyi di
bawah permukaan tanah dan pada malam hari aktif diatas permukaan tanah untuk
mencari makan dan dapat berpindah sejauh 20 meter. Stadium ulat mulai dari
instar 1 – 5 memerlukan waktu 18 hari, yang kemudian berkembang menjadi pupa.
Pupa
berwarna cokelat terang dan berada beberapa centimetre di bawah permukaan
tanah. Untuk berkembang hingga menjadi ngengat memerlukan waktu sekitar 5 – 6
hari.
Tanda Serangan
Pada
pangkal batang menunjukkan adanya bekas gigitan atau bahkan terpotong sehingga
tanaman rebah. Pada serangan yang hebat, ulat ini memakan umbi bawang merah
sehingga berlubang.
c.
Hama
Thrips (Thrips tabacci)
Morfologi dan Biologi
Thrips
dewasa berukuran sekitar 1 mm, berwarna kuning cokelat, cokelat atau hitam.
Thrips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai 2 pasang sayap
yang halus dan berumbai. Hama
ini berkembangbiak secara parthenogenesis yaitu menghasilkan telur tanpa
melalui perkawinan, yang jumlahnya bisa mencapai 80 – 120 butir.
Telur
berbentuk oval yang diletakkan secara terpisah-pisah di tanaman atau ditusukkan
ke dalam jaringan tanaman oleh alat peletak telur.
Nimfa
berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan. Nimfa hanya meloncat-loncat,
karena tidak bisa terbang. Penyebarannya berlangsung secara cepat dengan
bantuan angin.
Pupa
yang telah melewati beberapa instar, dijumpai pada daun atau dalam tanah di
sekitar tanaman. Siklus hidup hama
ini sekitar 21 hari. Di daerah tropis, bahkan hidupnya lebih pendek lagi yaitu
sekitar 7 – 12 hari.
Tanda
Serangan
Tampak
noda putih mengkilat seperti perak pada daun, yang kemudian menjadi
kecokelat-cokelatan dengan bintik hitam. Biasanya serangan hebat terjadi bila
suhu udara berada diatas normal dan kelembaban diatas 70%. Namun pada musim penghujan
atau ketika udara dingin sekali, hama
ini akan menghilang dengan sendirinya. Tanaman bawang merah yang terserang
berat, seluruh daunnya akan berwarna putih sehingga umbi yang dihasilkan
menjadi kecil-kecil dan berkualitas rendah.
2.
Penyakit
Penting Bawang Merah
a.
Penyakit
Bercak Daun = Ungu (Alternaria porii)
Gejala Serangan
Patogen
ini biasanya menyerang daun dan kadang-kadang menyerang umbi tanaman nbawang
merah. Pada awalnya tampak bercak-bercak berwarna keputih-putihan dan agak
cekung, yang lama kelamaan berubah menjadi abu-abu dan bertepung hitam. Bercak
ini kemudian melebar dan membesar serta warnanya berubah menjadi bercak ungu.
Di
tengah-tengah bercak ungu terdapat titik hitam yang dikelilingi daerah berwarna
kuning yang dapat melebar. Makin lama bercak tertutup oleh warna cokelat tua.
Daun yang terserang ujungnya akan mongering dan akhirnya menyebabkan matinnya
tanaman.
Gejala
serangan pada bagian umbi ditunjukkan dengan adanya warna kuning atau merah
kecokelatan di dekat leher pangkal batang. Pada serangan berikutnya umbi akan
membusuk dan terbawa sampai di gudang penyimpanan serta dapat menjadi sumber
infeksi bibit bawang merah.
b.
Layu
Fusarium (Botrytis alii)
Gejala Serangan
Biasanya
serangan diawali dengan kelayuan pada ujung daun yang menjalar ke pangkal.
Infeksi biasanya dimulai dari akar atau luka pada umbi. Akibatnya adalah umbi
membusuk, berwarna kuning kecokelatan dan permukaannya basah serta lunak.
Penyakit ini juga menyerang bawang merah yang sudah disimpan di gudang.
B. HAMA
DAN PENYAKIT PENTING CABAI
1.
Hama Utama Cabai
a.
Kutu
Daun Thrips (Thrips tabacci)
Morfologi dan Biologi
Panjang
Thrips dewasa sekitar 1 – 1,1 mm, bentuknya panjang, umumnya berwarna hitam dan
terdapat bercak merah atau bergaris merah. Thrips yang muda berwarna putih atau
putih kekuningan, kadang-kadang terdapat bercak merah. Thrips dewasa bersayap
dan mempunyai rambut berumbai-umbai. Telur Thrips bentuknya seperti ginjal atau
oval.
Perkembangbiakan
Thrips tidak melalui perkawinan (parthenogenesis),
bertelur sekitar 80 butir. Telur diletakkan dibawah daun secara terpencar atau
dimasukkan kedalam mesofil daun. Disekitar masuknya telur, jaringannya
kelihatan membengkak. Telur menetas dalam beberapa hari atau kadang-kadang
lebih dari 1 minggu. Thrips ini bila terganggu sering bersembunyi di dalam
tanah. Perkembangan dari telur dampai dewasa sekitar 20 – 30 hari. Thrips
bermetamorphose sederhana melalui 2 – 4 instar. Bagian sayap baru kelihatan
pada tingkatan pra pupa. Perkembangbiakan yang paling hebat terjadi pada waktu
musim kemarau.
Tanda
Serangan
Thrips
mengisap cairan pada permukaan daun, bekas tempat yang diisap berwarna putih
seperti perak. Apabila serangan hebat, akan terdapat banyak bercak dan
bercak-bercak tersebut saling berhubungan menyebabkan warna daun menjadi putih.
Warna
putih itu disebabkan masuknya udara ke dalam sel yang telah kosong diisap
cairannya. Bercak putih itu akan berubah menjadi cokelat. Daun yang diserang
oleh hama ini
akan menggulung, bentuknya tidak normal dan menjadi kering. Karena Thrips juga
menjadi vector virus, maka seringkali kelihatan terdapat mosaic pada daun yang
diserang, sehingga pertumbuhannya menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan
keriting. Thrips pada umumnya bersembunyi di balik daun sambil mengisap cairan.
b.
Kutu
Daun (Aphis gossypii)
Morfologi dan Biologi
Kutu
daun yang bersayap, panjangnya sekitar 1,5 mm. Sedangkan yang tidak bersayap
panjangnya sekitar 2 mm. Bagian belakang abdomen seperti terdapat 2 tanduk (circus). Warnanya cokelat kekuningan,
hijau tua sampai hitam. Umumnya kutu Aphis tidak bersayap, tetapi kadang-kadang
yang dewasa bersayap transparan.
Perkembangan
kutu ini dengan cara tanpa kawin (parthenogenesis).
Telur menetas didalam tubuhnya, disebut vivivar
atau ovovivivar, sehingga ada yang
mengira kutu aphis beranak. Didaerah pegunungan seringkali telur menetas di
luar tubuhnya yang disebut ovivar.
Telur yang menetas ada yang jantan dan ada yang betina. Cara makan adalah
dengan mengisap cairan tanaman, terutama daun yang masih muda. Pada umumnya
perkembangbiakannya terjadi pada waktu musim kemarau. Kotoran kutu Aphis
rasanya manis, disebut embun madu.
Karena kotorannya manis, maka banyak dikerumuni oleh semut. Embun madu
seringkali diserang jamur jelaga yang warnanya hitam. Kutu Aphis dapat
menularkan virus, sehingga tanaman cabai banyak terserang virus.
Kutu
Aphis betina menjadi dewasa berumur 4 – 20 hari dan dapat bertelur 20 – 140
butir telur yang menetas di dalam tubuhnya. Rata-rata setiap hari menghasilkan
2 – 9 Aphis muda. Pada musim penghujan perkembangannya berkurang.
Tanda Serangan
Kutu
daun Aphis menyerang daun yang masih muda, lebih-lebih bagian tunas muda. Daun
muda yang dihisap perkembangannya menjadi tidak normal, kerdil, berkerut dan
keriting. Bila tanaman yang masih kecil diserang kutu daun ini, pertumbuhannya
menjadi kecil dan daunnya mengeriting, kelihatan seperti menebal. Kutu daun
Aphis bersembunyi di balik daun. Kutu daun Aphis dapat menularkan virus, daun
menjadi keriting dan warna mosaic.
c.
Lalat
Buah (Dacus dorsalis)
Morfologi dan Biologi
Panjang
tubuh sekitar 6 – 8 mm dan panjang sayap bila dibentangkan sekitar 5 – 7 mm.
Sayap warnanya jernih, tembus cahaya dan terdapat bercak. Perut (abdomen) berwarna cokelat muda, ada
garis melintang berwarna cokelat tua. Dada (thorax)
berwarna cokelat tua, terdapat bercak berwarna kuning atau putih. Panjang telur
sekitar 1,2 mm dan lebar 0,2 mm. Kedua ujung telur runcing, berwarna putih.
Belatung yang masih muda berwarna putih, sedangkan yang telah dewasa berwarna
kekuningan dengan panjang sekitar 1 cm.
Lalat
betina mempunyai alat tusuk (ovipositor)
pada bagian belakang untuk menusuk buah
sambil telur dimasukkan ke dalam buah. Dalamnya tusukan bisa sampai 6 mm. Telur
yang diletakkan sebanyak 10 – 15 butir. Buah yang ditusuk akan mengalami luka
dan mengeluarkan cairan (getah) sehingga akan menarik perhatian lalat yang lain
untuk bertelur. Setelah bekas tusukan sembuh akan menjadi benjol sehingga
bentuk buah jelek. Sering terjadi serangan sekunder dari cendawan di tempat
tersebut, sehingga buah menjadi busuk.
Dengan
temperature 25 – 30oC dalam jangka waktu 30 – 36 jam telur akan
menetas, larvanya makan bagian dalam buah cabai selama sekitar 7 hari. Larva
keluar dari buah cabai dengan melenting ke tanah. Belatung itu bila terganggu
bisa melenting sejauh sekitar 30 cm untuk menghindari bahaya. Kemudian masuk ke
dalam tanah sedalam 1 – 5 cm dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa sekitar
10 hari. Lalat berumur 5 – 7 hari mulai bertelur. Daur hidup lalat di daerah
panas sekitar 25 hari, sedangkan di daerah dingin lebih lama.
Tanda Serangan
Buah
cabai yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik, terdapat
benjolan. Buah cabai yang diserang lalat ini akhirnya terinfeksi cendawan,
sehingga menjadi busuk. Buah cabai yang demikian sering diduga terserang
penyakit, padahal diserang oleh lalat buah. Untuk meyakinkan bahwa buah cabai
tersebut terserang oleh lalat atau penyakit, buah harus dibelah. Bila ada larva
kecil putih yang bisa melenting, berarti diserang lalat buah.
2.
Penyakit
Penting Cabai
a.
Layu
Fusarium (Fusarium oxysporum)
Gejala Serangan
Mula-mula
daun sedikit menguning dan layu. Pada pagi hari daun kelihatan segar, tetapi
setelah panas menjadi layu. Beberapa hari kemudian daun mulai menguning dan
tidak bisa segar lagi. Daun tetap melekat pada batang dan ranting. Bila tanah
banyak mengandung unsure N dan hanya sedikit K, serangan penyakit ini akan
lebih hebat lagi, sehingga tanaman akhirnya mati. Bila pangkal batang atau
pangkal akar dipotong melintang akan kelihatan berwarna cokelat muda sampai
tua. Jamur dapat membentuk polipeptida yang disebut likomarasmin yang dapat mengurangi permeabilitas membran plasma
tanaman, sehingga air sulit naik keatas dan menyebabkan layu pada tanaman.
b.
Busuk
Masak = Antraknose (Colletotrichum
capsici)
Gejala Serangan
Penyakit
ini bisa muncul di lapangan atau pada buah cabai yang sudah dipanen. Mula-mula
pada buah yang sudah masak kelihatan bercak kecil cekung kebasahan yang
berkembang sangat cepat. Garis tengah bisa mencapai 3 – 4 cm pada buah yang
besar. Bercak cekung itu berwarna merah tua sampai cokelat muda dan kelihatan
ada jaringan cendawan yang warnanya hitam. Buah berubah menjadi busuk lunak,
mula-mula berwarna merah kemudian menjadi cokelat muda seperti jerami.
Pada
bagian bercak kelihatan ada lingkaran-lingkaran sepusatdan ada massa spora berwarna
kuning pucat sampai merah kekuningan (merah jambu). Serangan berat menyebabkan
buah menjadi kering dan keriput. Kadang-kadang bercak itu juga terdapat pada
buah yang belum masak, daun, batang dan ranting-ranting yang menyababkan mati
ujung (die back).
Sumber dari diklat pertanian Berbasis Ramah Lingkungan
Pusat Pelayanan Agens Hayati
Bumi
Lestari Ngawi
Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom
komentar. Karena keterbatasan waktu online , jika ingin bertanya seputar
pertanian silahkan langsung SMS aja
ke ( 0351 ) 7073165 (SMS ONLY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar