Minggu, 12 Agustus 2012

MENGENAL AGENS HAYATI

 Salam Pertanian....!!!!!


1.     PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)

Perlindungan tanaman pada hakekatnya adalah suatu rangkaian untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan melalui upaya pencegahan masuknya OPT, pengendalian OPT dan eradikasi OPT.
Tindakan pengendalian dalam rangka pencegahan maupun penanggulangan OPT dilaksanakan dengan cara cara fisik, mekanik, budidaya, biologi genetik, kimiawi dan cara lain yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Dari berbagai tindakan pengendalian OPT diatas, salah satu cara pengendalian yang dipandang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah cara pengendalian hayati (biologi) dengan menggunakan musuh alami (agens hayati).
Pengendalian hayati (biological control) adalah taktik pengendalian yang alamiah, karena menggunakan factor pengendali yang sudah ada di alam. Namun perlu dibedakan dengan pengendalian alami (natural control) yaitu merupakan proses pengendalian yang berjalan sendiri tanpa ada kesengajaan yang dilakukan oleh manusia, dengan kata lain terjadinya tidak hanya oleh karena bekerjanya musuh alami saja, tetapi juga oleh komponen ekosistem lainnya seperti makanan dan cuaca. Sedangkan pengendalian hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang kita lakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan populasi hama dan penyebab penyakit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan pengendalian hayati adalah :
A.    Teknik Pengendalian Hayati
Secara garis besar ada dua prinsip pengendalian hayati, yaitu :
1.      Introduksi (mendatangkan/mengimpor) musuh-musuh alami dari luar negeri / daerah lain untuk dilepaskan di daerah baru. Introduksi dapat ditempuh apabila hama yang menyerang suatu tanaman  pada umumnya menimbulkan eksplosi dan diketahui hama tersebut bukan merupakan hama asli daerah tersebut. Contoh : impor predator Curinus coeroleus dari Hawai untuk mengendalikan kutu loncat lamtoro.
2.      Meningkatkan efektivitas musuh-musuh alami yang telah ada di daerah wabah, dengan teknik sebagai berikut :
-     Konservasi
Yaitu suatu tindakan melestarikan musuh alami yang sudah ada di daerah wabah, dengan cara mengatur ekosistem, perbaikan teknik bercocok tanam dan penggunaan pestisida kimia yang sekecil mungkin mengganggu atau mematikan musuh alami.

-     Augmentasi
Yaitu suatu tindakan memperbanyak musuh alami dan untuk selanjutnya dilepaskan secara berkala dengan maksud untuk meningkatkan peranannya dalam menekan populasi hama dan penyebab penyakit. Termasuk dalam pengertian ini adalah :
- Inokulasi :    adalah pelepasan musuh alami dalam jumlah relative sedikit denga harapan pada generasi selanjutnya akan menekan populasi hama dan penyebab penyakit serta musuh alami tersebut relative menetap lebih lama.
-  Inundasi  :     adalah  pelepasan musuh alami dalam jumlah besar dengan tujuan secara cepat dapat menekan populasi hama dan penyebab penyakit. Karena inundasi lebih bersifat sesaat, maka pada satu musim tanam perlu dilakukan beberapa kali pelepasan.

B.     Pembiakan Massal Musuh Alami
Dalam pengendalian hayati pada umumnya diperlukan pembiakan massal dan untuk itu perlu diperhatikan :
                                    1.      Penyediaan serangga inang dalam jumlah yang cukup besar dan pada stadia yang sesuai. Dalam hal ini masalah yang akan dihadapi adalah apabila inang yang bersangkutan sulit dibiakkan di laboratorium karena sifatnya atau karena tanaman inangnya.
                                    2.      Pengaturan fisik laboratorium, agar sesuai dengan kehidupan inang dan musuh alaminya. Kesulitan dalam hal populasi sering terjadi di laboratorium karena kondisi fisik yang tidak sesuai (suhu, kelembaban, cahaya dan ruang). Untuk spesies yang monoparental yaitu berkembangbiak secara partenogenetik tidak begitu menjadi masalah, tetapi bagi parasit yang bertipe biparental bila populasi tidak normal, maka sebagian besar keturunannya adalah jantan.

2.     PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS AGENS HAYATI

A.    Pengertian Pengendalian Hayati dan Musuh Alami

1)      Pengertian Pengendalian Hayati
Pengendalian Hayati adalah teknik pengendalian OPT dengan melibatkan peranan musuh alami dari OPT tersebut. Pada pengendalaian ini populasi OPT maupun populasi musuh alami baik berupa organisme vertebrate (predator) maupun organisme invertebrate (pathogen, parasitoid dan agens antagonis) diatur keberadaannya, sehingga kepadatan populasi OPT tersebut berada dalam keseimbangan ekologis yang tidak menyebabkan kerusakan tanaman.

2)      Pengertian Musuh Alami
Musuh alami adalah setiap organisme yang dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menumpang pada tubuh organisme lain atau setiap organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian OPT. Musuh alami dapat berupa vertebrate (mamalia, aves, reptilia), invertebrata (insekta, virus, ricketsia, mikoplasma) dan organisme lainnya.

B.     Jenis-Jenis Musuh Alami/Agens Hayati

Musuh alami dikelompokkan dalam :

1)      Parasit, yaitu organisme yang hidup diatas atau didalam organisme lain yang lebih besar yang merupakan inangnya. Untuk dapat mencapai fase dewasa suatu parasit hanya memerlukan satu inang.

2)      Predator, yaitu organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa binatang lainnya. Predator umumnya mempunyai banyak jenis mangsa (polifag), walaupun ada yang monofag atau oligofag. Untuk memenuhi perkembangannya seekor predator memerlukan lebih dari seekor mangsa.
3)      Patogen, yaitu  penyakit yang berupa organisme jasad renik, dapat berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, ricketsia dan nematode. OPT yang terserang pathogen menjadi terhambat pertumbuhan dan pembiakannya bhakan mati karena kemampuan untuk membunuh serta kecepatan berkembangbiaknya tinggi. 

Secara umum Musuh Alami/Agens Hayati dapat digolongkan sebagai berikut :
1)      Serangga Parasitoid
Sebagian besar jenis parasitoid tergolong dalam ordo Hymenoptera dan dalam jumlah kecil Diptera. Serangga parasitoid mempunyai perilaku mirip parasit. Berbeda dengan parasit, parasitoid mempunyai sifat antara lain :
-          Perkembangan parasitoid dapat mematikan inangnya.
-          Inangnya berada di dalam kelompok taksonomi yang sama dengan parasitoidnya yaitu insekta.
-          Ukuran parasitoid relative lebih kecil dibandingkan dengan inangnya.
-          Parasitoid hanya hidup sebagai parasit pada stadia larva, inangnya hidup bebas.
-          Parasitoid tidak menunjukkan sifat perpindahan inang (heterosisme)
-          Sebagai parameter dinamika populasi, aktivitas parasitoid lebih mirip dengan predator daripada parasit yang sesungguhnya.
Jenis parasitoid berdasarkan inangnya yaitu parasitoid telur, parasitoid larva, parasitoid pupa dan parasitoid imago.
Contoh : Parasitoid telur Trichogramma spp.

2)      Serangga Predator
Serangga predator adalah spesies entomofagus yang selama perkembangan hidupnya dari larva sampai menjadi imago, memangsa lebih dari satu individu mangsa. Contoh : laba-laba, kumbang kubah, belalang sembah dan sebagainya.
3)      Patogen Serangga Hama
Patogen serangga hama adalah jasad renik (mikro organisme) yang menginfeksi serangga hama. Contoh : cendawan, bakteri, virus, protozoa, mikoplasma dan nematoda.

4)      Hewan Vertebrata Pemangsa Hama
Vertebrata pemangsa hama adalah organisme yang tubuhnya memiliki rangka sempurna atau bertulang belakang yang hidupnya memangsa atau memakan hama. Contoh : burung hantu, kucing, anjing dan sebagainya.

5)      Agens Antagonis Penyebab Penyakit Tanaman
Agens antagonis adalah mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan pathogen penyebab penyakit pada tumbuhan. Antagonisme berarti matinya, rusaknya atau terhambatnya pertumbuhan satu spesies mikroorganisme lain. Dimana terdapat hubungan saling berlawanan, ada pihak yang diuntungkan dan ada pihak yang dirugikan.
Contoh : Trichoderma spp Vs Fusarium spp.

C.    Ciri-Ciri Musuh Alami sebagai Agens Hayati yang Baik dan Efektif
1)      Mempunyai daya cari, virulensi dan infektivitas yang tinggi
2)      Mempunyai kekhususan inang
3)      Mempunyai potensi laju peningkatan yang tinggi
4)      Mempunyai kemampuan beradaptasi (menempati dan hidup) dengan baik pada semua nice inang (mampu beradaptasi pada kisaran luas kondisi iklim).
5)      Harus dapat dikembang-biakkan dalam kondisi laboratorium.

2.PENGEMBANGAN PENGENDALIAN HAYATI DENGAN MEMANFAAT-KAN 
     MUSUH ALAMI (AGENS HAYATI)
Selama beberapa tahun terakhir ini pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami (agens hayati) mendapatkan perhatian besar dan perbanyakannya telah dilakukan oleh Perguruan Tinggi, Balai Penelitian, Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit maupun petani, bahkan sebagian telah diproduksi secara komersial.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan agens hayati untuk menunjang pengembangan dan pemanfaatannya dalam jumlah banyak dan memenuhi syarat kualitas yang baik tanpa terkontaminasi, maka perlu perbanyakan/ pengembangbiakan agens hayati secara missal dengan teknik-teknik perbanyakan yang telah diterapkan melalui prosedur yang benar.
 Dalam pengembangan agens hayati perlu ditempuh langkah-langkah berikut :
a)      Eksplorasi, isolasi dan identifikasi
b)      Uji efektivitas
c)      Uji keamanan
d)     Uji kestabilan
e)      Uji potensi produksi massal
f)       Formulasi agens antagonis yang efisien dan efektif
g)      Uji kestabilan dalam bentuk formulasi dan lama simpan
h)      Uji potensi pasar
i)        Evaluasi biaya produksi
j)        Analisis perolej enfestasi
k)      Pengujian lapangan
l)        Membuat hak paten
m)    Komersialisasi dan pemasyarakatan produk (biopestisida)

3.      PROSPEK PENGENDALIAN HAYATI
Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami yang telah tersedia di alam perlu mendapatkan perhatian. Mengingat sesuai dengan konsepsi dasar pengendalian hama terpadu (PHT), pengendalian hayati memegang peranan yang menentukan karena semua usaha teknik pengendalian yang lain secara bersama ditujukan untuk mempertahankan dan memperkuat berfungsinya musuh alami, sehingga populasi hama tetap berada di bawah aras ekonomis Dibandingkan dengan teknik-teknik pengendalian yang lain terutama pestisida, pengendalian hayati memiliki tiga keuntungan utama yaitu permanen, aman dan ekonomis.
Permanen dikarenakan pengendalian hayati berhasil, musuh alami telah menjadi lebih mapan dan selanjutnya secara alam musuh alami akan mampu menjaga populasi hama dalam keadaan yang seimbang dibawah aras ekonomik dalam jangka waktu yang panjang.
Aman dikarenakan pengendalian hayati tidak meiliki dampak samping terhadap lingkungan terutama terhadap serangga atau organisme bukan sasaran, karena musuh alami biasanya adalah khas inang.
Pengendalian hayati dikatakan ekonomis dikarenakan begitu usaha tersebut berhasil, maka tidak diperlukan lagi tambahan biaya khusus untuk pengendalian OPT dan hanya menghindari tindakan-tindakan yang merugikan perkembangan musuh alami.
Dengan memperhatikan kelebihan tersebut, maka pengendalian hayati mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam menanggulangi OPT. Dengan diterapkannya pengendalian hayati diharapkan akan diperoleh produk pertanian yang aman bagi konsumen dalam kaitannya dengan residu pestisida terutama produk yang berorientasi ekspor, serta ramah lingkungan.
Namun demikian disamping mempunyai kelebihan, pengendalian hayati juga memiiki kelemahan yaitu pengendalian terhadap OPT berjalan lambat, hasilnya tidak dapat diramalkan, memerlukan waktu untuk perbanyakan dan penggunaannya serta dibutuhkan pengawasan pakar dalam bidangnya. Untuk itulah dalam penerapan pengendalian hayati harus selalu dikawal dengan teknologi aplikasi yang tepat agar keberhasilannya dapat terlihat dengan nyata, serta memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan efektivitas musuh alami.

 RANGKUMAN
Pengendalian hayati (biological control) adalah taktik pengendalian yang alamiah, karena menggunakan factor pengendali yang sudah ada di alam. Namun perlu dibedakan dengan pengendalian alami (natural control) yaitu merupakan proses pengendalian yang berjalan sendiri tanpa ada kesengajaan yang dilakukan oleh manusia, dengan kata lain terjadinya tidak hanya oleh karena bekerjanya musuh alami saja, tetapi juga oleh komponen ekosistem lainnya seperti makanan dan cuaca. Sedangkan pengendalian hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang kita lakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan atau mengendalikan populasi hama dan penyebab penyakit.
Musuh alami dikelompokkan dalam :
1)      Parasit, yaitu organisme yang hidup diatas atau didalam organisme lain yang lebih besar yang merupakan inangnya. Untuk dapat mencapai fase dewasa suatu parasit hanya memerlukan satu inang.
2)      Predator, yaitu organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa binatang lainnya. Predator umumnya mempunyai banyak jenis mangsa (polifag), walaupun ada yang monofag atau oligofag. Untuk memenuhi perkembangannya seekor predator memerlukan lebih dari seekor mangsa.
3)      Patogen, yaitu  penyakit yang berupa organisme jasad renik, dapat berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, ricketsia dan nematode. OPT yang terserang pathogen menjadi terhambat pertumbuhan dan pembiakannya bhakan mati karena kemampuan untuk membunuh serta kecepatan berkembangbiaknya tinggi. 
Ciri-Ciri Musuh Alami sebagai Agens Hayati yang Baik dan Efektif
1)      Mempunyai daya cari, virulensi dan infektivitas yang tinggi
2)      Mempunyai kekhususan inang
3)      Mempunyai potensi laju peningkatan yang tinggi
4)      Mempunyai kemampuan beradaptasi (menempati dan hidup) dengan baik pada semua nice inang (mampu beradaptasi pada kisaran luas kondisi iklim).
5)      Harus dapat dikembang-biakkan dalam kondisi laboratorium.
Langkah-langkah dalam pengembangan agens hayati  :
1)      Eksplorasi, isolasi dan identifikasi
2)      Uji efektivitas
3)      Uji keamanan
4)      Uji kestabilan
5)      Uji potensi produksi missal
6)      Formulasi agens antagonis yang efisien dan efektif
7)      Uji kestabilan dalam bentuk formulasi dan lama simpan
8)      Uji potensi pasar
9)      Evaluasi biaya produksi
10)  Analisis perolej enfestasi
11)  Pengujian lapangan
12)  Membuat hak paten
13)  Komersialisasi dan pemasyarakatan produk (biopestisida)

Dibandingkan dengan teknik-teknik pengendalian yang lain terutama pestisida, pengendalian hayati memiliki tiga keuntungan utama yaitu permanen, aman dan ekonomis.


      Pusat Pelayanan Agens Hayati





               Bumi Lestari Ngawi


Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan waktu online maspary, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja ke (0351) 7381223 (SMS ONLY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar