Jumat, 21 Desember 2012

HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN BAWANG MERAH DAN CABAI


A.   HAMA DAN PENYAKIT PENTING BAWANG MERAH

 Bawang Merah

1.    Hama Utama Bawang Merah
a.    Ulat Bawang = Grayak (Spodoptera exigua)
Morfologi dan Biologi
Ngengat pada bagian depan berwarna cokelat tua dengan garis-garis kurang tegas, terdapat bintik hitam. Sayap belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris hitam. Telur diletakkan pada tanaman bawang dengan jumlah mencapai 500 – 600 butir atau setiap kelompok terdapat 20 butir.
Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang dan setelah 2 hari akan menetas menjadi larva. Ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Ulat tua mempunyai variasi warna mulai dari hijau, cokelat muda dan hitam kecokelatan. Ulat aktif pada malam hari dan stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari.
Pupa berwarna cokelat muda dan berada di dalam tanah pada kedalaman sekitar 1 cm. Sering dijumpai pula di pangkal batang. Pupa memerlukan waktu 5 hari untuk berkembang menjadi ngengat.

Tanda Serangan
Pada awal pertumbuhan tanaman sampai dengan pembentukan anakan, sering terjadi serangan hama ulat daun/bawang. Bagian tanaman yang diserang adalah daun, baik daun yang masih muda maupun yang sudah tua.
Pada awalnya muncul telur ulat dipermukaan daun yang akan menetas setelah 4 – 7 hari. Setelah menetas, ulat muda akan melubangi daun dan menggerek permukaan bagian dalam daun dengan menyisakan bagian epidermis luar, sehingga daun akan tampak berwarna putih transparan, yang pada akhirnya terjulai. Penggerekan daun biasanya terjadi dari ujung, kemudian menuju ke pangkal daun.

b.    Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Morfologi dan Biologi
Sayap depan ngengat berwarna cokelat, sayap belakangnya berwarna biru keputih-putihan dengan tepi berwarna cokelat keabu-abuan. Telurnya diletakkan dibagain tanaman bawang atau gulma yang basah. Jumlahnya mencapai sekitar 500 – 2500 butir dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 1.
Telur berbentu seperti bola, berwarna putih ketika masih muda, kemudian menjadi kuning dan akhirnya berwarna abu-abu tua pada waktu hampir menetas. Setelah 6 hari, telur menetas menjadi larva.
Ulat instar pertama berwarna kuning sampai abu-abu kekuningan. Sedangkan kepala, leher bagian depan dan perutnya berwarna hitam. Ulat yang sudah dewasa berwarna cokelat tua sampai cokelat kehitaman. Pada siang hari, ulat bersembunyi di bawah permukaan tanah dan pada malam hari aktif diatas permukaan tanah untuk mencari makan dan dapat berpindah sejauh 20 meter. Stadium ulat mulai dari instar 1 – 5 memerlukan waktu 18 hari, yang kemudian berkembang menjadi pupa.
Pupa berwarna cokelat terang dan berada beberapa centimetre di bawah permukaan tanah. Untuk berkembang hingga menjadi ngengat memerlukan waktu sekitar 5 – 6 hari.

 Tanda Serangan
Pada pangkal batang menunjukkan adanya bekas gigitan atau bahkan terpotong sehingga tanaman rebah. Pada serangan yang hebat, ulat ini memakan umbi bawang merah sehingga berlubang.   

c.    Hama Thrips (Thrips tabacci)
Morfologi dan Biologi
Thrips dewasa berukuran sekitar 1 mm, berwarna kuning cokelat, cokelat atau hitam. Thrips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai 2 pasang sayap yang halus dan berumbai. Hama ini berkembangbiak secara parthenogenesis yaitu menghasilkan telur tanpa melalui perkawinan, yang jumlahnya bisa mencapai 80 – 120 butir.
Telur berbentuk oval yang diletakkan secara terpisah-pisah di tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman oleh alat peletak telur.
Nimfa berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan. Nimfa hanya meloncat-loncat, karena tidak bisa terbang. Penyebarannya berlangsung secara cepat dengan bantuan angin.
Pupa yang telah melewati beberapa instar, dijumpai pada daun atau dalam tanah di sekitar tanaman. Siklus hidup hama ini sekitar 21 hari. Di daerah tropis, bahkan hidupnya lebih pendek lagi yaitu sekitar 7 – 12 hari.

Tanda Serangan
Tampak noda putih mengkilat seperti perak pada daun, yang kemudian menjadi kecokelat-cokelatan dengan bintik hitam. Biasanya serangan hebat terjadi bila suhu udara berada diatas normal dan kelembaban diatas 70%. Namun pada musim penghujan atau ketika udara dingin sekali, hama ini akan menghilang dengan sendirinya. Tanaman bawang merah yang terserang berat, seluruh daunnya akan berwarna putih sehingga umbi yang dihasilkan menjadi kecil-kecil dan berkualitas rendah.   

2.    Penyakit Penting Bawang Merah
a.    Penyakit Bercak Daun = Ungu (Alternaria porii)
Gejala Serangan
Patogen ini biasanya menyerang daun dan kadang-kadang menyerang umbi tanaman nbawang merah. Pada awalnya tampak bercak-bercak berwarna keputih-putihan dan agak cekung, yang lama kelamaan berubah menjadi abu-abu dan bertepung hitam. Bercak ini kemudian melebar dan membesar serta warnanya berubah menjadi bercak ungu.
Di tengah-tengah bercak ungu terdapat titik hitam yang dikelilingi daerah berwarna kuning yang dapat melebar. Makin lama bercak tertutup oleh warna cokelat tua. Daun yang terserang ujungnya akan mongering dan akhirnya menyebabkan matinnya tanaman.
Gejala serangan pada bagian umbi ditunjukkan dengan adanya warna kuning atau merah kecokelatan di dekat leher pangkal batang. Pada serangan berikutnya umbi akan membusuk dan terbawa sampai di gudang penyimpanan serta dapat menjadi sumber infeksi bibit bawang merah.

b.    Layu Fusarium (Botrytis alii)
Gejala Serangan
Biasanya serangan diawali dengan kelayuan pada ujung daun yang menjalar ke pangkal. Infeksi biasanya dimulai dari akar atau luka pada umbi. Akibatnya adalah umbi membusuk, berwarna kuning kecokelatan dan permukaannya basah serta lunak. Penyakit ini juga menyerang bawang merah yang sudah disimpan di gudang.

B.    HAMA DAN PENYAKIT PENTING CABAI

Cabai Merah

1.    Hama Utama Cabai
a.    Kutu Daun Thrips (Thrips tabacci)
Morfologi dan Biologi
Panjang Thrips dewasa sekitar 1 – 1,1 mm, bentuknya panjang, umumnya berwarna hitam dan terdapat bercak merah atau bergaris merah. Thrips yang muda berwarna putih atau putih kekuningan, kadang-kadang terdapat bercak merah. Thrips dewasa bersayap dan mempunyai rambut berumbai-umbai. Telur Thrips bentuknya seperti ginjal atau oval.
Perkembangbiakan Thrips tidak melalui perkawinan (parthenogenesis), bertelur sekitar 80 butir. Telur diletakkan dibawah daun secara terpencar atau dimasukkan kedalam mesofil daun. Disekitar masuknya telur, jaringannya kelihatan membengkak. Telur menetas dalam beberapa hari atau kadang-kadang lebih dari 1 minggu. Thrips ini bila terganggu sering bersembunyi di dalam tanah. Perkembangan dari telur dampai dewasa sekitar 20 – 30 hari. Thrips bermetamorphose sederhana melalui 2 – 4 instar. Bagian sayap baru kelihatan pada tingkatan pra pupa. Perkembangbiakan yang paling hebat terjadi pada waktu musim kemarau.

Tanda Serangan
Thrips mengisap cairan pada permukaan daun, bekas tempat yang diisap berwarna putih seperti perak. Apabila serangan hebat, akan terdapat banyak bercak dan bercak-bercak tersebut saling berhubungan menyebabkan warna daun menjadi putih.
Warna putih itu disebabkan masuknya udara ke dalam sel yang telah kosong diisap cairannya. Bercak putih itu akan berubah menjadi cokelat. Daun yang diserang oleh hama ini akan menggulung, bentuknya tidak normal dan menjadi kering. Karena Thrips juga menjadi vector virus, maka seringkali kelihatan terdapat mosaic pada daun yang diserang, sehingga pertumbuhannya menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan keriting. Thrips pada umumnya bersembunyi di balik daun sambil mengisap cairan.

b.    Kutu Daun (Aphis gossypii)
Morfologi dan Biologi
Kutu daun yang bersayap, panjangnya sekitar 1,5 mm. Sedangkan yang tidak bersayap panjangnya sekitar 2 mm. Bagian belakang abdomen seperti terdapat 2 tanduk (circus). Warnanya cokelat kekuningan, hijau tua sampai hitam. Umumnya kutu Aphis tidak bersayap, tetapi kadang-kadang yang dewasa bersayap transparan.
Perkembangan kutu ini dengan cara tanpa kawin (parthenogenesis). Telur menetas didalam tubuhnya, disebut vivivar atau ovovivivar, sehingga ada yang mengira kutu aphis beranak. Didaerah pegunungan seringkali telur menetas di luar tubuhnya yang disebut ovivar. Telur yang menetas ada yang jantan dan ada yang betina. Cara makan adalah dengan mengisap cairan tanaman, terutama daun yang masih muda. Pada umumnya perkembangbiakannya terjadi pada waktu musim kemarau. Kotoran kutu Aphis rasanya manis, disebut embun madu. Karena kotorannya manis, maka banyak dikerumuni oleh semut. Embun madu seringkali diserang jamur jelaga yang warnanya hitam. Kutu Aphis dapat menularkan virus, sehingga tanaman cabai banyak terserang virus.
Kutu Aphis betina menjadi dewasa berumur 4 – 20 hari dan dapat bertelur 20 – 140 butir telur yang menetas di dalam tubuhnya. Rata-rata setiap hari menghasilkan 2 – 9 Aphis muda. Pada musim penghujan perkembangannya berkurang.   

Tanda Serangan
Kutu daun Aphis menyerang daun yang masih muda, lebih-lebih bagian tunas muda. Daun muda yang dihisap perkembangannya menjadi tidak normal, kerdil, berkerut dan keriting. Bila tanaman yang masih kecil diserang kutu daun ini, pertumbuhannya menjadi kecil dan daunnya mengeriting, kelihatan seperti menebal. Kutu daun Aphis bersembunyi di balik daun. Kutu daun Aphis dapat menularkan virus, daun menjadi keriting dan warna mosaic.

c.    Lalat Buah (Dacus dorsalis)
Morfologi dan Biologi
Panjang tubuh sekitar 6 – 8 mm dan panjang sayap bila dibentangkan sekitar 5 – 7 mm. Sayap warnanya jernih, tembus cahaya dan terdapat bercak. Perut (abdomen) berwarna cokelat muda, ada garis melintang berwarna cokelat tua. Dada (thorax) berwarna cokelat tua, terdapat bercak berwarna kuning atau putih. Panjang telur sekitar 1,2 mm dan lebar 0,2 mm. Kedua ujung telur runcing, berwarna putih. Belatung yang masih muda berwarna putih, sedangkan yang telah dewasa berwarna kekuningan dengan panjang sekitar 1 cm.
Lalat betina mempunyai alat tusuk (ovipositor)  pada bagian belakang untuk menusuk buah sambil telur dimasukkan ke dalam buah. Dalamnya tusukan bisa sampai 6 mm. Telur yang diletakkan sebanyak 10 – 15 butir. Buah yang ditusuk akan mengalami luka dan mengeluarkan cairan (getah) sehingga akan menarik perhatian lalat yang lain untuk bertelur. Setelah bekas tusukan sembuh akan menjadi benjol sehingga bentuk buah jelek. Sering terjadi serangan sekunder dari cendawan di tempat tersebut, sehingga buah menjadi busuk.
Dengan temperature 25 – 30oC dalam jangka waktu 30 – 36 jam telur akan menetas, larvanya makan bagian dalam buah cabai selama sekitar 7 hari. Larva keluar dari buah cabai dengan melenting ke tanah. Belatung itu bila terganggu bisa melenting sejauh sekitar 30 cm untuk menghindari bahaya. Kemudian masuk ke dalam tanah sedalam 1 – 5 cm dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa sekitar 10 hari. Lalat berumur 5 – 7 hari mulai bertelur. Daur hidup lalat di daerah panas sekitar 25 hari, sedangkan di daerah dingin lebih lama.

Tanda Serangan
Buah cabai yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik, terdapat benjolan. Buah cabai yang diserang lalat ini akhirnya terinfeksi cendawan, sehingga menjadi busuk. Buah cabai yang demikian sering diduga terserang penyakit, padahal diserang oleh lalat buah. Untuk meyakinkan bahwa buah cabai tersebut terserang oleh lalat atau penyakit, buah harus dibelah. Bila ada larva kecil putih yang bisa melenting, berarti diserang lalat buah.

2.    Penyakit Penting Cabai
a.    Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)
Gejala Serangan
Mula-mula daun sedikit menguning dan layu. Pada pagi hari daun kelihatan segar, tetapi setelah panas menjadi layu. Beberapa hari kemudian daun mulai menguning dan tidak bisa segar lagi. Daun tetap melekat pada batang dan ranting. Bila tanah banyak mengandung unsure N dan hanya sedikit K, serangan penyakit ini akan lebih hebat lagi, sehingga tanaman akhirnya mati. Bila pangkal batang atau pangkal akar dipotong melintang akan kelihatan berwarna cokelat muda sampai tua. Jamur dapat membentuk polipeptida yang disebut likomarasmin yang dapat mengurangi permeabilitas membran plasma tanaman, sehingga air sulit naik keatas dan menyebabkan layu pada tanaman.

b.    Busuk Masak = Antraknose (Colletotrichum capsici)
Gejala Serangan
Penyakit ini bisa muncul di lapangan atau pada buah cabai yang sudah dipanen. Mula-mula pada buah yang sudah masak kelihatan bercak kecil cekung kebasahan yang berkembang sangat cepat. Garis tengah bisa mencapai 3 – 4 cm pada buah yang besar. Bercak cekung itu berwarna merah tua sampai cokelat muda dan kelihatan ada jaringan cendawan yang warnanya hitam. Buah berubah menjadi busuk lunak, mula-mula berwarna merah kemudian menjadi cokelat muda seperti jerami.
Pada bagian bercak kelihatan ada lingkaran-lingkaran sepusatdan ada massa spora berwarna kuning pucat sampai merah kekuningan (merah jambu). Serangan berat menyebabkan buah menjadi kering dan keriput. Kadang-kadang bercak itu juga terdapat pada buah yang belum masak, daun, batang dan ranting-ranting yang menyababkan mati ujung (die back).