Jumat, 30 November 2012

Pembiakan Trichoderma sp. secara masal ( Media Padat )

 Salam Tani............!!!!!


Tricoderma, sp

Trichoderma  sp.,digunakan untuk meningkatkan mutu kampos fermentasi yang kita buat dengan tujuan agar fungsi kompos disamping sebagai pupuk terhadap tanaman dan penyempurana sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga sekaligus berfungsi sebagai pupuk pengendali penyakit tanaman terutama pada tanaman hortikultuna. Dan juga punya nilai lebih, sehingga akan mempuyai daya tawar tersendiri terhadap kompos yang kita produksi nanti. Adapun caranya sebagai berikut :

Bahan – bahan
  1. Sekam 2 kg / meniran jagung
  2. Dedak  1 kg / beras
  3. Air akuades  0,5 L
  4. Air sumur 10 L
  5. Isolat / stater Trichoderma sp., 1 testup
  6. Alcohol 90 % 1
Alat – alat
  1. Kantong plastik 0,5mm x 25 cm x 30 cm
  2. Tabung reaksi / stater Trichoderma  sp.,
  3. Jet spraiyer
  4. Staples
  5. Corong
  6. Meja / Tempat pempiakan
  7. Masker
  8. Kompor
  9. Dandang
  10. Enthong pengaduk

Cara membuat:

  1. Timbang sekam dan dedak sesuai ukuran.
  2. Campur sekam dan dedak hingga merata berilah air dingin secukupnya hingga keadaan bahan memal atau dikepal dan dilepaskan dapat pecah
  3. Masukan behan kedalan kantong plestik kira2 1kg / kantong
  4. Tutup kantong plastik dengan kancing staples
  5. Tanak bahan tersebut kedalam dandang selama 3 jam dimulai dari mendidihnya air
  6. Tiriskan hingga dingin
  7. Tuangkan bahan tersebut diatas meja denga alas plastik diatasnya
  8. Sebelumnya seterilkan / semprot alas plastik diatas meja denga alcohol pada jetspraiyer
  9. Inokulasikan / campurkan stater Trichoderma sp., ke media hingga rata
  10. Ratakan hingga ketebalan 2 cm dan tutuplah denga plestik yang steril
  11. 5 sampai 7 hari cendawan sudah jadi. Dengan warna kebiru-biruan
Hasil Pengembangan Trichoderma, sp

Cara aplikasi pada kompos
  1. Campurkan Tricho 1 ons kedalam 1 kw kompos yang sudah jadi.
  2. Aduk hingga rata
  3. Basahi bila kompos dalam keadaan kering hingga memal.
  4. Tutup dengan plastik atau masukan ke dalam karung bekas pupuk kimia
  5. Biarkan hingga 24 jam
  6. Kompos fermentasi plus sudah jadi
  7. Kemaslah sedemikian sehingga menarik untuk dijual
Cara aplikasi pada tanaman


  1. Taburkan kompos fermentasi plus disekitar pangkal batang 1 sendok makan pertanaman atau
  2. Taburkan ke seluruh permukaan tanah sebelum tanam 1kg / M2 atau
  3.  Taburkan pada pesemaian 1kg / M2 

Selamat mencoba .........!!!
Bila Berhasil Sampaikan Kepada Orang Lain



Pusat Pelayanan Agens Hayati
       



       Bumi Lestari Ngawi


Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan waktu online, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja ke PPAH Bumi Lestari Ngawi di N0 (0351) 7073165 (SMS ONLY)

Kamis, 29 November 2012

Pengembangan Agens Hayati Pengendali Hama Penyakit

Salam Tani.... !

 Musuh Alami

             Konsep PHT telah diterapkan cecara luas, antara lain dengan mengusahakan budidaya tanaman sehat dengan berbagai kultur teknis, penanaman varitas yang tahan, pergiliran varitas dan pergiliran tanaman, penanaman serentak, eradikasi dan sanitasi  tanaman terserang, memanfaatkan agens pengendali hayati ( parasitoid, predator, dan patogen serangga ) serta penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pengamatan.
             Pada saat ini upaya untuk mengubah cara pengendalian OPT yang sifatnya merusak lingkungan menjadi cara pengendalian OPT yang ramah lingkungan terus digalakan. Salah satu cara pengendalian yang ramah lingkungan yang memperoleh perhatian dan dikembangkan untuk menanggulangi serangan POT tanaman pangan dan hortikultura adalah pemanfaatan musuh alami dari OPT tersebut.
Berbagai kelabihan pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pengendalian secara kimia, yaitu sebagai berikut:
1.   Pengendalian hayati bersifat selektif
2.   Factor pengendali (agensia) yang digunakan tersedia dilapangan.
3.   Parasitoid atau predator mencari sendiri inangnya atau mangsanya.
4.   Parasitoid atau predator merupakan pengendali yang bias berjalan sendiri
5.   Tidak menimbulkan resistensi terhadap serangga inang atau mangsa.
6.   Pengendalian hayati relatif murah.
 Agen hayati yang dikembangkan untuk menanggulangi OPT tanaman pangan dan hortikultura dewasa ini adalah parasitoid, patogen serangga serta antagonis penyakit. 

PENGERTIAN PENGENDALIAN HAYATI

   Pengandalian hayati ialah teknik pengendalian OPT dengan melibatkan peranan musuh alami dari OPT maupun populasi musuh alami baik berupa organisme vertebrata (predator) maupun organisme invertebrata (patogen, parasitoit, dan agens antagonis) diatur keberadaanya, sehingga kepadatan populasi OPT tersebut berada dalam keseimbangan ekologi yang tidak menyebabkan kerusakan tanaman.

PENGERTIAN MUSUH ALAMI

 Musuh alami adalah suatu organisme yang dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menupang pada pada tubuh organisme lain. Musuh alami sebagai factor pengendali secara alami terhadap OPT (hama) sangat diperlukan keberadaanya didalam ekosistem atau agroekosistem. Untuk itu perlu dijaga kelestarianya dan ditingkatkan peranannya.
Secara umum musuh alami dapat digolongkan sebagai berikut
  • Serangga parasitoid : binatang lebih kecil dari inangnya yang bertugas memparasit telur, larva, pupa dan imago dari serangga hama.
  • Serangga predator : spesies entomofagas yang selama hidupnya dari larva sampai imago/dewasa memangsa lebih dari satu individu mangsa. Mangsanya umumnya sama dengan lawanya.
  • Patogen serangga hama : jasat renik (mikro organisme) yang menginfeksi serangga hama. Contoh : cendawan, bekteri, virus, protozoa dan nematoda.
  • Hewan vertebrata pemangsa hama : hewan bertulang belakang ( memiliki rangka sempurna) yang hidupnya memangsa hama. Contoh burung hantu dan ular memangsa tikus.
  • Agens antagonis penyebab penyakit : mikro organisme yang dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit pada tumbuhan ( dimana hubunganya saling berlawanan, ada pihak yang di untungkan dan ada yang dirugikan) contoh: Trichoderma spp. Vs. Fusarium spp.

PATOGEN SERANGGA
  
Keberadaan mikro organisme patogen serangga dialam dapat menjadi factor pembatas populasi hama yang potensial dan nyata. Berbagai jenis mikroorganisme entomopatogen seperti cendawan :

A.   Beauveria bassiana dan Metarhizium sp.: cendawan yang aktif dalam pengendalian hama werengcoklat, wereng hijau, penggerek batang, kepinding tanah, walang sangit, hama putih palsu, kwangwung. Beauveria bassiana dengan cirri-ciri spora berwarna putih sedangkan Metarhizium sp. Berwarna hijau kebiruan. 
B.   Virus Nuklear Polyhedrosis Virus (NPV) : termasuk dalam famili Baculoviridae dari genus Baculovirus temasuk mikroorganisme yang bersifat spesifik inang/sasaran dalam menginfeksi serangga hama.
C.       Nematoda patogen serangga yaitu Steinerma spp. Dan Photorhardusspp. Umtuk mengendalikan serangga hama dari fase Infektif Juvenil (IJ) yang secara morfologi dan fisiologisnya telah lama beradaptasi dengan lingkungan dalam tanah.infektif Javenil ini dapat diisolasikan dari semua jenis tanah dilingkungan larva serangga hama dan dapat diisolasi dari larva serangga hama yang terinveksi ( yang menunjukan gejala serangan nematoda ). Bila warna serangga yang terinveksi berwarna  merah berarti terkena serangan Heterorhabditis spp. sedang bila serangga berwarna hitam (karamel) terkena Steinernema spp.
D.  Agens Antagonis Pengendali Penyakit. Yaitu merupakan suatu tehnik pengendalian yang dapat menekan / mengurangi kepadatan inokulum aktif maupun fase dorman (istirahat) oleh satu atau lebih organisme hidup, yang dilakukan secara alami , melalui manipulasi lingkungan atau melalui introduksi agens antagonis. Contoh : cendawan Trichoderma sp., dan Gliocladium sp.,yang terbukti mampu mengendalikan beberapa penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh cendawan Fusariumsp.,  Phytium sp., Rhizoctonia solani dll.

    Pusat Pelayanan Agens Hayati

       

     Bumi Lestari Ngawi


Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan waktu online, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja ke PPAH Bumi Lestari Ngawi di N0 (0351) 7073165 (SMS ONLY)

Rabu, 28 November 2012

Pemanfaatan Corynebakterium Untuk Mengatasi Hawar Daun Bakteri


Cotrol Penggunaan Agens Hayati
  
Coryne Bakterium Merupakan bakteri Antagonis yang bermanfaat bagi perlindungan tanaman yang mengkolonisasi permukaan tanamam dengan mekanisme :
1.   Menghambat perkembangan penyakit (Bioprotektan ).
2.  Tular Daun  Bakteri Xanthomonas campestris pv.Oryzae. (kreseg),  HDB ( hawar daun bakteri )  pada tanaman Padi.
3.  Efektif juga mengendalikan: pustul bakteri, hawar bakteri, antraknose, bercak daun, karat daun, pada Hortikultura.

GEJALA PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI
Gejala dibedakan atas :
Kresek  /  Layu Daun
1.   Terjadi pada tanaman muda (umumnya muncul pada 1 – 6 minggu setelah tanam)
2.  Gejala awal  : tepi daun / bagian daun berupa garis bercak kebasahan.  Bercak selanjutnya meluas berwarna hijau keabuan,  seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas.
3.   Gejala kresek merupakan gejala yang paling merusak.

 Kresek atau Layu  Daun

H a w a r
1.   Terjadi pada tanaman dewasa
2.  Gejala awal berupa bercak kebasahan pada satu atau kedua sisi daun beberapa cm dari ujung daun.  Bercak meluas berwarna hijau keabuan, kebasahan, daun menggulung, mengering dengan warna abu-abu keputihan.
3.   Luka nampak pertama kali seperti garis-garis yang mengandung air pada batas daun

 Hawar Daun

Operasional Pengendalian Penyakit ( Hawar Daun Bakteri )
PEMILIHAN LOKASI DAN WAKTU TANAM
- Informasi sebaran ras blas dan strain bakteri patogen (pemetaan)
 - Waktu kritis tidak pada waktu basah ( Lama pengembunan), puncak sebaran spora/bakteri
PENGGUNAAN VARIETAS TAHAN
- Informasi grouping varietas sesuai dengan ras blas/ strain bakteri
PENGGUNAAN BENIH SEHAT
- Perlakuan benih dengan kaporit/ air garam, benih tenggelam indikator sehat
POLA BERCOCOK TANAM INTERPLANTING
- Penanaman campuran varietas yang sifat geetik berbeda
PEMUPUKAN
- Penggunaan pupuk organik yang  matang ( KOMPOS FERMENTASI )
- Penggunaan pupuk berimbang
- Aplikasi pupuk K
Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi Perkembangan Penyakit HDB
1.       Kelembaban tinggi
2.       Kondisi hujan disertai angin
3.       Pemberian N secara berlebihan

KEUNGGULAN AGENS ANTAGONIS Corynebacterium
  1. Corynebacterium mampu menghambat perkembangan patogen HDB sebesar 51 %
  2. Pertumbuhan agens relatif lebih cepat dari pada pertumbuhan patogenya, sehingga bakteri ini dapat menghambat munculnya gejala awal penyakit HDB dan selanjutnya menghambat perkembangan infeksinya
  3. Pada tanaman di lapang, efektifitas Cory ditunjukkan dengan penghambatan perkembangan gejala hawar daun dan tertekannya tingkat penularan antar anakan maupun antar rumpun
PENGENDALIAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI
Pratanam
  1. Sanitasi tanaman inang
  2. Pemilihan varietas tahan sesuai sebaran ras
Pesemaian
  1. Penggunaan benih sehat
  2. Sanitasi inang pada saluran irigasi
  3. Hindari penggenangan terlalu dalam
Tanaman Muda (Tanam – Anakan maksimum)
  1. Pemupukan berimbang sesuai anjuran setempat
  2. Sanitasi rerumputan sumber patogen
  3. Pengeringan lahan secara berkala, yaitu 1 hari diairi dan 3-4 hari dikeringkan, terutama pada daerah endemik serangan penyakit
Cara Pengendalian HDB / Kreseg dengan Bakteri Antagonis Corynebacterium sp. yaitu  saat
- Perlakuan benih (seed tratment) : Perendaman benih dengan suspensi bakteri antagonis 5 ml/liter
- Pesemaian :  Penyemprotan suspensi bakteri antagonis 5 - 10 ml/liter secara merata
- Pertanaman, dengan umur tanaman  :
14 hst :  5 – 10 ml/liter  volume semprot 500 liter / ha
28 hst :  5  - 10 ml/liter  volume semprot 500 liter / ha
42 hst :  5  - 10 ml/liter  volume semprot 500 liter / ha
Dosis 5 cc/lt (populasi 106 Cfu/ml), Volume 500 lt/ha; waktu perendaman benih, pesemaian dan pertanaman   ( 14 hst, 28 hst, 42 hst). Bagi rekan – rekan yang kesulitan kami menyediakan hasil pengembangan Corenynebakterium yang siap diaplikasi dengan harga murah Rp 40.000/lt 


 Isolat Murni Coryne Bacterium, sp
ppah bumi lestari ngawi

 Hasil Pengmbangan Corynebakterium
ppah bumilestari



Pusat Pelayana Agens Hayati

       

       Bumi Lestari Ngawi


Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan waktu online, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja ke PPAH Bumi Lestari Ngawi di N0 (0351) 7073165 (SMS ONLY)