Salam Tani.........!!!!
Kecenderungan masyarakat terhadap
penggunaan pestisida kimia dalam dunia pertanian masih tinggi yang berdampak
terhadap lingkungan, Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat merusak
lingkungan dan keberadaan makluk hidup dialam sehingga ekosestem sudah tidak
seimbang. Banyak cara yang bisa dipakai untuk mengatasi yaitu dengan
menggunakan agens hayati ( Trichoderma, spp, Metarizium, Corinebacterium,
Beauferia Basiana, spp dll dan dipadu dengan konsep PHT terbukti mampu
mengatasi dan biaya produksi dapat ditekan sekecil mungkin, dan diperoleh hasil
yang maksimal. Yang menjadi permasalahan dilapangan banyak petani yang kurang
memahami konsep pertanian berbasis ramah lingkungan dan kencederungan
penggunaan pestisida masih tinggi.
Pengendalian Hayati/Biologi
Peningkatan pembangunan
pertanian diarahkan pada sistem pertanian berkelanjutan, dimana makna dari
“berkelanjutan” adalah mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan
secara berkesinambungan serta meminimalisasi dampak negatif yang timbul. Dengan
adanya pertanian berkelanjutan, maka penggunaan pestisida dapat secara teliti dan bertanggung
jawab. Dalam pertanian berkelanjutan,
petani harus belajar dan meninggalkan
metode produksi yang memakai banyak bahan kimia. Memakai cara rotasi tanam, menanam kacangan dan rumput untuk
mengisipersediaan N, merawat tanah dengan pupuk dan kompos, serta mendaur ulang
bahan organik. Pendekatan ini akan melindungi tanah dan mencegah pencemaran dan
pencucian pupuk/bahan kimia dari tanah ke aliran sungai. Dengan
semakin ketatnya peraturan pemakaian bahan kimia, pengendalian hayati
atau biokontrol merupakan salah satu strategi untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat pemakaian bahan kimia untuk
proteksi pertanian. Pengendalian suatu penyakit
melalui biokontrol membutuhkan pengetahuan yang rinci mengenai interaksi
patogen inang dan antara patogen dengan mikroba-mikroba
sekitarnya. Pengetahuan ini sangat penting karena prinsip biokontrol adalah
pengendalian dan bukan pemberantasan patogen.Keberhasilan suatu biokontrol
ditentukan oleh kemampuan hidup agen biokontrol tersebut dalam lingkungannya. Salah
satu agensia pengendalian hayati yang efektif yaitu jamur Trichoderma spp yang mempu menangkal pengaruh negatif jamur patogen pada tanaman
kedelai (tanaman inang). Species Trichoderma harzianum dan Trichoderma viridae dapat mengendalikan aktifitas jamur patogen
Rhizoctonia solanii yang memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan berkecambah biji kedelai dan pertumbuhan biomassa tanaman. Permasalahan
bahan residu pestisida dapat juga diatasi dengan menggunakan metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang menggabungkan
beberapa metode pengendalian, termasuk diantaranya menggunakan bahan hayati
sebagai pengendali. Bagi lahan yang telah tercemar oleh residu pestisida,
dewasa ini telah dikembangkan “Bioremediasi”. “Bioremediasi” dikenal
sebagai usaha perbaikan tanah dan air permukaan dari residu pestisida atau
senyawa rekalsitran lainnya dengan menggunakan jasa mikroorganisme.
Mikroorganisme yang digunakan berasal dari tanah namun karena jumlahnya masih
terbatas sehingga masih perlu pengkayaan serta pengaktifan yang
tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa
yang dirombak
Pusat
Pelayana Agens Hayati
Bumi Lestari Ngawi
Ingin
melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan
waktu online, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja
ke PPAH Bumi Lestari Ngawi di N0 (0351) 7073165 (SMS ONLY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar