Senin, 26 November 2012

Stop Penggunaan Pestisida Kimia

Salam Tani.........!!!! 

 



Kecenderungan masyarakat terhadap penggunaan pestisida kimia dalam dunia pertanian masih tinggi yang berdampak terhadap lingkungan, Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat merusak lingkungan dan keberadaan makluk hidup dialam sehingga ekosestem sudah tidak seimbang. Banyak cara yang bisa dipakai untuk mengatasi yaitu dengan menggunakan agens hayati ( Trichoderma, spp, Metarizium, Corinebacterium, Beauferia Basiana, spp dll dan dipadu dengan konsep PHT terbukti mampu mengatasi dan biaya produksi dapat ditekan sekecil mungkin, dan diperoleh hasil yang maksimal. Yang menjadi permasalahan dilapangan banyak petani yang kurang memahami konsep pertanian berbasis ramah lingkungan dan kencederungan penggunaan pestisida masih tinggi.

Pengendalian Hayati/Biologi
Peningkatan pembangunan pertanian diarahkan pada sistem pertanian berkelanjutan, dimana makna dari “berkelanjutan” adalah mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan secara berkesinambungan serta meminimalisasi dampak negatif yang timbul. Dengan adanya pertanian berkelanjutan, maka penggunaan pestisida dapat secara teliti dan bertanggung jawab. Dalam pertanian berkelanjutan, petani harus belajar dan meninggalkan metode produksi yang memakai banyak bahan kimia. Memakai cara rotasi tanam, menanam kacangan dan rumput untuk mengisipersediaan N, merawat tanah dengan pupuk dan kompos, serta mendaur ulang bahan organik. Pendekatan ini akan melindungi tanah dan mencegah pencemaran dan pencucian pupuk/bahan kimia dari tanah ke aliran sungai. Dengan semakin ketatnya peraturan pemakaian bahan kimia, pengendalian hayati atau biokontrol merupakan salah satu strategi untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat pemakaian bahan kimia untuk proteksi pertanian. Pengendalian suatu penyakit melalui biokontrol membutuhkan pengetahuan yang rinci mengenai interaksi patogen inang dan antara patogen dengan mikroba-mikroba sekitarnya. Pengetahuan ini sangat penting karena prinsip biokontrol adalah pengendalian dan bukan pemberantasan patogen.Keberhasilan suatu biokontrol ditentukan oleh kemampuan hidup agen biokontrol tersebut dalam lingkungannya. Salah satu agensia pengendalian hayati yang efektif yaitu jamur Trichoderma spp yang mempu menangkal pengaruh negatif jamur patogen pada tanaman kedelai (tanaman inang). Species Trichoderma harzianum dan Trichoderma viridae dapat mengendalikan aktifitas jamur patogen Rhizoctonia solanii yang memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan berkecambah biji kedelai dan pertumbuhan biomassa tanaman. Permasalahan bahan residu pestisida dapat juga diatasi dengan menggunakan metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang menggabungkan beberapa metode pengendalian, termasuk diantaranya menggunakan bahan hayati sebagai pengendali. Bagi lahan yang telah tercemar oleh residu pestisida, dewasa ini telah dikembangkan “Bioremediasi”. “Bioremediasi” dikenal sebagai usaha perbaikan tanah dan air permukaan dari residu pestisida atau senyawa rekalsitran lainnya dengan menggunakan jasa mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan berasal dari tanah namun karena jumlahnya masih terbatas sehingga masih perlu pengkayaan serta pengaktifan yang tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa yang dirombak




Pusat Pelayana Agens Hayati






 Bumi Lestari Ngawi




Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan waktu online, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja ke PPAH Bumi Lestari Ngawi di N0 (0351) 7073165 (SMS ONLY)




            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar