Kamis, 29 November 2012

Pengembangan Agens Hayati Pengendali Hama Penyakit

Salam Tani.... !

 Musuh Alami

             Konsep PHT telah diterapkan cecara luas, antara lain dengan mengusahakan budidaya tanaman sehat dengan berbagai kultur teknis, penanaman varitas yang tahan, pergiliran varitas dan pergiliran tanaman, penanaman serentak, eradikasi dan sanitasi  tanaman terserang, memanfaatkan agens pengendali hayati ( parasitoid, predator, dan patogen serangga ) serta penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pengamatan.
             Pada saat ini upaya untuk mengubah cara pengendalian OPT yang sifatnya merusak lingkungan menjadi cara pengendalian OPT yang ramah lingkungan terus digalakan. Salah satu cara pengendalian yang ramah lingkungan yang memperoleh perhatian dan dikembangkan untuk menanggulangi serangan POT tanaman pangan dan hortikultura adalah pemanfaatan musuh alami dari OPT tersebut.
Berbagai kelabihan pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pengendalian secara kimia, yaitu sebagai berikut:
1.   Pengendalian hayati bersifat selektif
2.   Factor pengendali (agensia) yang digunakan tersedia dilapangan.
3.   Parasitoid atau predator mencari sendiri inangnya atau mangsanya.
4.   Parasitoid atau predator merupakan pengendali yang bias berjalan sendiri
5.   Tidak menimbulkan resistensi terhadap serangga inang atau mangsa.
6.   Pengendalian hayati relatif murah.
 Agen hayati yang dikembangkan untuk menanggulangi OPT tanaman pangan dan hortikultura dewasa ini adalah parasitoid, patogen serangga serta antagonis penyakit. 

PENGERTIAN PENGENDALIAN HAYATI

   Pengandalian hayati ialah teknik pengendalian OPT dengan melibatkan peranan musuh alami dari OPT maupun populasi musuh alami baik berupa organisme vertebrata (predator) maupun organisme invertebrata (patogen, parasitoit, dan agens antagonis) diatur keberadaanya, sehingga kepadatan populasi OPT tersebut berada dalam keseimbangan ekologi yang tidak menyebabkan kerusakan tanaman.

PENGERTIAN MUSUH ALAMI

 Musuh alami adalah suatu organisme yang dalam kelangsungan hidupnya memangsa/menupang pada pada tubuh organisme lain. Musuh alami sebagai factor pengendali secara alami terhadap OPT (hama) sangat diperlukan keberadaanya didalam ekosistem atau agroekosistem. Untuk itu perlu dijaga kelestarianya dan ditingkatkan peranannya.
Secara umum musuh alami dapat digolongkan sebagai berikut
  • Serangga parasitoid : binatang lebih kecil dari inangnya yang bertugas memparasit telur, larva, pupa dan imago dari serangga hama.
  • Serangga predator : spesies entomofagas yang selama hidupnya dari larva sampai imago/dewasa memangsa lebih dari satu individu mangsa. Mangsanya umumnya sama dengan lawanya.
  • Patogen serangga hama : jasat renik (mikro organisme) yang menginfeksi serangga hama. Contoh : cendawan, bekteri, virus, protozoa dan nematoda.
  • Hewan vertebrata pemangsa hama : hewan bertulang belakang ( memiliki rangka sempurna) yang hidupnya memangsa hama. Contoh burung hantu dan ular memangsa tikus.
  • Agens antagonis penyebab penyakit : mikro organisme yang dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit pada tumbuhan ( dimana hubunganya saling berlawanan, ada pihak yang di untungkan dan ada yang dirugikan) contoh: Trichoderma spp. Vs. Fusarium spp.

PATOGEN SERANGGA
  
Keberadaan mikro organisme patogen serangga dialam dapat menjadi factor pembatas populasi hama yang potensial dan nyata. Berbagai jenis mikroorganisme entomopatogen seperti cendawan :

A.   Beauveria bassiana dan Metarhizium sp.: cendawan yang aktif dalam pengendalian hama werengcoklat, wereng hijau, penggerek batang, kepinding tanah, walang sangit, hama putih palsu, kwangwung. Beauveria bassiana dengan cirri-ciri spora berwarna putih sedangkan Metarhizium sp. Berwarna hijau kebiruan. 
B.   Virus Nuklear Polyhedrosis Virus (NPV) : termasuk dalam famili Baculoviridae dari genus Baculovirus temasuk mikroorganisme yang bersifat spesifik inang/sasaran dalam menginfeksi serangga hama.
C.       Nematoda patogen serangga yaitu Steinerma spp. Dan Photorhardusspp. Umtuk mengendalikan serangga hama dari fase Infektif Juvenil (IJ) yang secara morfologi dan fisiologisnya telah lama beradaptasi dengan lingkungan dalam tanah.infektif Javenil ini dapat diisolasikan dari semua jenis tanah dilingkungan larva serangga hama dan dapat diisolasi dari larva serangga hama yang terinveksi ( yang menunjukan gejala serangan nematoda ). Bila warna serangga yang terinveksi berwarna  merah berarti terkena serangan Heterorhabditis spp. sedang bila serangga berwarna hitam (karamel) terkena Steinernema spp.
D.  Agens Antagonis Pengendali Penyakit. Yaitu merupakan suatu tehnik pengendalian yang dapat menekan / mengurangi kepadatan inokulum aktif maupun fase dorman (istirahat) oleh satu atau lebih organisme hidup, yang dilakukan secara alami , melalui manipulasi lingkungan atau melalui introduksi agens antagonis. Contoh : cendawan Trichoderma sp., dan Gliocladium sp.,yang terbukti mampu mengendalikan beberapa penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh cendawan Fusariumsp.,  Phytium sp., Rhizoctonia solani dll.

    Pusat Pelayanan Agens Hayati

       

     Bumi Lestari Ngawi


Ingin melengkapi artikel ini? Silahkan tulis di kolom komentar. Karena keterbatasan waktu online, jika ingin bertanya seputar pertanian silahkan langsung SMS aja ke PPAH Bumi Lestari Ngawi di N0 (0351) 7073165 (SMS ONLY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar